Sabtu, 23 Januari 2010

ANTARA HATI DAN MATA

"Hati adalah raja. Dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik maka baik pula pasukannya".
(Ibnu Qayyim)

Mata adalah panglima hati. Hampir semua perasaan dan prilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata. Bila dibiarkan mata memandang yang dibenci dan yang dilarang, maka pemiliknya berada ditepi jurang bahaya. Meskipun ia tidak sungguh-sungguh jatuh ke dalam jurang.
Nasihat Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin
Dalam kitab itu juga diterangkan bahwa wasiatnya mengandung makna "Agar kita tidak menganggap ringan masalah pandangan"
Semua peristiwa besar awalnya adalah dari mata. Lihatlah Api, Api yang membesar awalnya berasal dari percikan api. 
Dalam kehidupan sehari-hari, Fitnah dan ujian tak pernah berhenti . Sangat mungkin, kita kerap mendengan bahkan mengkaji masalah mata. Tapi belum tentu kita termasuk dalam kelompok orang yang bisa memelihara matanya. Padahal, seperti diungkapkan oleh Imam Ghazali, "Orang yang keliru menggunakan pandangan matanya, berati ia terancam bahaya besar karena mata adalah pintu paling luas yang bisa memberi banyak pengaruh pada hati.
 
Masih mengutit kata bijak Ibnu Gayyim "Mata adalah penuntun, sementara hati adalah pendorong dan pengikut bahkan pengeksekusi dalam tiap pengambilan sikat dan tindakan".  Mata memiliki kenikmatan pandangan, Sedangkan Hati memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam dunia nafsu keduanya adalah sekutu yang mesra.

Diceritakan dalam HR.Bukhari dan Muslim ;  Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula. Dan jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh. Segumpal darah itu adalah HATI"

Wahai hati, jika engkau dianugrahi pandagan, tentu engkau tahu rusaknya pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu., dan kebaikan mereka adalah kebaikanmu.
"Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada". (QS.Al-Hajj:46)
Perilaku Mata dan Hati adalah sikap tersembunyi yang sulit diketahui oleh orang lain. Kedipan mata apalagi kecenderungan hati, merupakan rahasia diri yang tak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah swt.

Dalah sebuah hadis dikisahkan, pada hari kiamat ada sekelompok orang yang membawa kebaikanyang sangat banyak. bahkan Rasulallah SWT menyebutnya, kebaikan orang itu bak sebuah gunung. Tapi ternyata, Allah SWT tak memandang apa-apa terhadap prestasi kebaikannya itu. Allah menjadikan kebaikannya itu tak berbobot, seperti debu yang berterbangan dan hanya mengotori tiap rongga kaca. Tak ada artinya. Rasul mengatakan, bahwa kondisi seperti itu adalah karena mereka adalah kelompok manusia yang melakukan kebaikan ketika berada bersama manusia yang lain. Tapi tatkala dalam keadaan sendiri dan tak ada manusia lain yang melihatnya, ia melanggar larangan-larangan Alllah. (HR.Ibnu Majah)

Kesendirian, kesepian, kala tak ada orang yang melihat perbuatan salah, adalah ujaian yang akan membuktikan kualitas iman. Disinilah peran mengendalikan mata dan kecondongan hati termasuk dalam situasi kesendirian, karena ia menjadi bagian dari suasana yang tak diketahui oleh orang lain.

Kamis, 14 Januari 2010

Bagai Merindukan Gadis Pujaan

UUD 1945 dalam Pasal 33, ayat 3 telah menegaskan : " Bumi dan air dan kekayaan alam yg telah terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Untuk melaksanakan hal itu pemerintah sebagai bentuk keseriusannya dalam menata hal tersebut telah melakukan beberapa perudang-undangan yang menata dan mengatur hal tersebut Sebagai salah satu contoh :


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 22 TAHUN 2001
TENTANG
MINYAK DAN GAS BUMI


Dalam Undang-undang tersebut disitu telah jelas, betapa seriusnya pemerintah memperhatikan Hak dan kewajiban dari masing-masing Elemen (Pengelola, Masyarakat Individu dan Pemerintah)

Tidak cukup sampai di situs saja, guna melaksanakan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3. pemerintah juga telah membuktikan keseriusannya, yaitu dengan Menerbitkan

UU No 40 tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas.

BAB V PASAL 74 :

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Seperti yang dikatakan Syahrir Ika, Mantan Direktur Human Resources and General Affair PT Aneka Tambang Tbk

" Perusahaan itu seperti manusia. Perlu energi untuk tetap menjaga keberlangsungan hidupnya ke depan. Dan, CSR merupakan nyawa bagi perusahaan untuk berkembang secara berkelanjutan di masa depan "


Dengan berbagai macam Program corporate social responsibility (CSR) nya beberapa perusahaan dibawah koordinasi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah telah membuktikan Kepeduliannya guna menciptakan suasana timbal balik yang baik pada masyarakat.


PT. PERTAMINA sebagai perusahaan BUMN yang menangani Kekayaan Alam di bidang Minyak dan Gas, Sudah dan telah banyak melakukan kegiatas sesuai dengan yang telah diamanatkan dalam UU tersebut diatas. Berbagai Upaya dan bentuk bantuan Sosial masyarakat pernah dilakukan dan bahkan selalu berkesinambungan dari waktu kewaktu. Bahkan MOU dengan Pemerintah daerah selaku Penjabaran Otonomi Pusat Telah dilakukannya. Sebagai Contoh :


KEPUTUSAN BUPATI MAJALENGKA

NOMOR 567 TAHUN 2007

TENTANG

PENGALOKASIAN SHARING DANA BAGI HASIL MINYAK BUMI DAN GAS ALAM BAGI DESA PENGHASIL DAN DESA SEKITARNYA DIKABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2007



Seperti yang kita ketahui Majalengkah adalah merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Barat yang wilayahnya terdapat Sumber Daya Alam dalam bentuk Minyak dan Gas walau tak sebesar KABUPATEN INDRAMAYU dengan KILANG PERTAMINA BALONGANNYA

Adapun Desa-desa Di Majalengka yang terdapat Sumur Minyak adalah :
Kecamatan Sumberjaya : Desa Desa Cidenok, Bongas Wetan, Desa Garawangi.
Kecamatan Kertajati : Desa Mekarmulya dan
Kecamatan Ligung : Kodasari
Serta Desa-desa penunjang lain seperti : Bongas Kulon, Loji Kobong, Leuweunghapit, Rancaputat, Sumberjaya, Panjalin Lor, Panjalin Kidul dan desa lainnya.

Sungguh Warga memberikan rasa hormat Pada PT. Pertamina dengan angka Milyarannya Pertamina masih bisa menyisihkan Anggarannya Untuk Rakyat bagi Desa-desa Penghasil dan Desa Penunjang produksi.

Dan Khususnya pada Pemerintahan Kabupaten Majalengka yang mana kita tahu, walau Hasil Produksi Minyak dan Gas yang dicapainya Tak sebesar Hasil Produksi Kabupaten Indramayu yang REMAJA, namun dengan di buatnya Keputusan tersebut telah membuktikan rasa kecintaan dan kepeduliannya akan nasib dan masa depan masyarakat Majalengka.

Guna meningkatkan hajat orang banyak, kini masyarakat hanya dapat berharap "semoga bagi kabupaten yang belum belaksanakan amanat tersebut kiranya dapat mencontoh kabupaten lain"

Keberhasilan Pembangunan tak lepas dari Konsep Negara Itu sendiri, yaitu : Penduduk, Wilayah dan Pemerintah. (Penduduk tolak ukurnya IPM, Wilayah dari Infrastruktur dan Pemerintah sendiri tolak ukurnyaadalah Pemerintah yang bersih dari KKN dan berprioritas pada kesejahteraan Masyarakat banyak)

Hal itu tercapai tercapai maka Majulah Negara ini. Kepercayaan dan pengakuan negara lainpun kan mengalir selayaknya memberi Hormat dan Konsep Negara pun Lengkap sudah (adanya Pemduduk, mempunyai Wolayah, adanya Pemerintahan dan Pengakuan dari Negara-negara Lain)




Rabu, 13 Januari 2010

Bergelut Denga Alam Bergaya Tradisi


Demi mengais rejeki, apapun dijalani. Namun karena sistem pengelolaan yang masih mengandalkan tradisi tanpa ada management yang terorganisasi kadang masyarakat kita tak memikirkan jangka panjang. Malah dengan mudah dan manisnya bereka berkata "Apa kata nanti" yang penting bagai mana saya makan hari ini.

Suatu gambaran betapah Sumber Daya Alam ini tak di kelolah dan dinikmati dengan baik.
Apalagi di imbangi denan Sumber Daya Manusia dan Teknologi

Apa mau dikata , mereka hanya mengandalkan tradisi.
Pantas jika hasilnya pun tak pasti malah kadang merugi.

Suatu potret gambaran, betapa beraninya para petani Tambak, peternak dan pelaku usaha lain menginvestasikan modalnya di alam yang setiap menit mengikis lahannya karena deburan ombak.
Dengan berjarak tidak kurang 5 meter dari deburan ombak mereka bermain judi dengan Alam.

Pohon Bakau mereka tanam layaknya ilalang yang tumbuh diladang. Berharap setahun kedepan tumbuh membesar. Namun di sisi lain Hempasan pasir melangkah dengan pasti seiring deburan ombah. Seinchi demi seinchi, sesenti demi sesenti namun pasti tiap menit berganti.

Sementara nun jauh disana (tak lebih dr 50 m dr bibir Pantai) si gembala dengan riang menggembalakan ternaknya.

Rabu, 06 Januari 2010

Pengemis


"MA'AF SAJA AKU NGAK BISA MEMBACA"
JADI JANGAN LARANG SAYA UNTUK MENGEMIS

KURAIH DARI HASIL MENGEMIS



Pengemis identik dengan Kemiskinan, keterpurukan ekonomi, ketepurukan pendidikian, sosial, serta kesan yang kumuh.
namun apa dikata.... ternyata bagi mereka hal itu mungkin sudah bagian hidupnya. bahkan ironisnya profesi tersebut dijalani bukan hanya karena keadaan , namun karena ada kesempatan sehingga timbul niat untuk menjadikan profesi tersebut untuk mencukupi semua kebutuhan hidup keluarga, dari mulai kesehatan, pendidikan bahkan investasi.

Hasil pengamatan dan analisa yang dilakukan di lapangan : profesi mereka secara ekonomi tak kalah dengan layaknya mereka yang berdasi, bahkan minimal angka UMR telah mereka raih dalam sehari-harinya.

Sebagai gambaran : pendapatan minimal perhari Rp.30.000,- untuk 6 jam kerja.
hari kerja per bulan : 25 hari jadi pendapatan perbulan = Rp. 750.000,-
Anggap 2 jam perharinya dan 5 hai lainnya dlm satu bulan kita istilahkan sebagai Lemburan.
Angka yang pantas diterima dr standar UMR.

Namun Apa yang salah dalam hal ini ?

Secara pribadinya mereka tidak salah. karena mungkin hanya itulah kesempatannya yang ada.
Secara ekonomi : Angka pendapatan tersebut kadang melebihi angka bersih dari kita-kita yg kerja dikantoran.

Namun dari segi sosial : Jelas itu yang perlu kita pertanyakan...... bahkan perlu pembinaan.
bukan saja karena menggangu keindahan kota dan yang lainnya, namun lebih dari itu.

Mental nya lah yang perlu kita bina agar setidaknya profesi itu tidak menciptakan pengemis-pengemis lainnya, apalagi turun temurun sampai ke anak cucu.

Lalu tanggung jawab siapakah itu semua ?